Menu

Mode Gelap

Daerah · 6 Okt 2025 14:28 WIB ·

Tauhid–Nasri di Persimpangan: Saat Janji Politik Dipertanyakan di Tengah Rotasi Kabinet


 Nasri Abubakar Perbesar

Nasri Abubakar

TERNATE, SerambiTimur- Suara politik di Ternate kembali bergema, bukan di ruang rapat DPRD atau panggung kampanye, melainkan dari dalam kantor  Wali Kota Kota Ternate sendiri.

Wakil Wali Kota Nasri Abubakar akhirnya angkat bicara—dan suaranya mengguncang wacana publik.

Dalam wawancara eksklusif pada Minggu (6/10/2025), Nasri secara terbuka menyatakan kekecewaannya karena tidak dilibatkan sama sekali dalam penyusunan kabinet baru pemerintahan Tauhid–Nasri Jilid II.

“Walaupun saya hanya wakil wali kota, minimal untuk menentukan kabinet Tauhid–Nasri kita duduk bersama. Itu tanggung jawab bersama,” katanya dengan nada tegas namun tenang.

Ucapan itu terdengar sederhana, tapi di telinga publik, ia seperti membuka tabir ketidakharmonisan di pucuk pimpinan kota.

Bagi Nasri, persoalan ini bukan sekadar “tidak diajak rapat.” Lebih dalam dari itu, ia menyoroti soal komitmen dan tanggung jawab moral yang dulu mereka janjikan kepada masyarakat saat maju berpasangan.

“Janji-janji yang kita sampaikan dulu adalah janji pasangan calon. Bukan janji pribadi Wali Kota,” ujarnya.

Wakil Wali Kota ini juga menyinggung potensi bahwa penyusunan kabinet bisa disusupi kepentingan yang tidak berorientasi pada meritokrasi. Ia berharap sistem pemerintahan di Ternate benar-benar berpihak pada profesionalisme, bukan pada kedekatan politik.

“Saya khawatir jangan sampai penyusunan kabinet tidak berdasarkan kompetensi. Publik sudah bisa menilai,” katanya.

Pernyataan itu menyulut spekulasi di kalangan birokrasi dan politisi lokal: apakah duet Tauhid–Nasri masih solid seperti di awal masa jabatan?

Sumber di internal Pemkot Ternate menyebut, ketegangan sudah terasa sejak proses uji kompetensi pejabat beberapa waktu lalu. Beberapa nama yang diusulkan Nasri disebut tidak muncul dalam daftar final.

Namun, Nasri tetap berhati-hati. Ia tidak menuding, hanya mengingatkan bahwa kekuasaan seharusnya dijalankan dengan kearifan. “Kewenangan itu sebaiknya digunakan untuk kepentingan bersama,” tutupnya.

Kini, publik menanti langkah berikut: apakah Tauhid akan merespons langsung, atau memilih diam seperti biasanya?

Yang jelas, panasnya suhu politik di Ternate kali ini menunjukkan satu hal — koalisi tak selamanya berjalan dalam harmoni, bahkan di dalam satu perahu pemerintahan yang sama.

Artikel ini telah dibaca 221 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jejak Siswa Fiktif di Sekolah Negeri: Saat Dana BOS Jadi Ladang Permainan

7 Oktober 2025 - 15:57 WIB

Menembus Jalan Berliku Demi Gizi Anak Negeri: Ubaid Yakub Pastikan Layanan MBG di Wasile Utara Tepat Sasaran

7 Oktober 2025 - 15:51 WIB

Waris Agono: Tambang Rakyat di Halsel Harus Legal, Bukan Ilegal

7 Oktober 2025 - 14:29 WIB

Longboat Terbalik di Tengah Ombak, Dua Nelayan Bastiong Diselamatkan Tim SAR

7 Oktober 2025 - 14:18 WIB

Kapolda Malut Ajak Polisi dan Media Jadi Sahabat: “Jangan Alergi Wartawan”

7 Oktober 2025 - 14:03 WIB

Kastela Berduka, Nasri Abubakar Hadir Membawa Harapan

7 Oktober 2025 - 11:45 WIB

Trending di Daerah