Halsel, SerambiTimjur-Dari Desa Madopolo, Pulau Obi, angin laut membawa cerita tentang keberhasilan dan harapan baru. Warga desa pesisir ini baru saja memanen rumput laut hasil budidaya yang menjadi bagian dari program prioritas Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Panen ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga tentang bagaimana laut dijadikan jalan keluar dari kemiskinan. Program yang digagas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membangun ekonomi maritim yang berwawasan lingkungan dan berbasis potensi wilayah.
“Rumput laut ini bukan hanya komoditas ekonomi, tapi juga alat pemberdayaan masyarakat nelayan. Kita ingin menurunkan angka kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Abdullah Assagaf, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, yang akrab disapa Aba Dula.
Sebagai mantan Kepala DKP Malut, Assagaf paham betul potensi besar laut di provinsi ini. Ia menegaskan bahwa sektor kelautan dan perikanan adalah sektor unggulan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Sebagian besar masyarakat Maluku Utara tinggal di pesisir. Kalau laut diberdayakan dengan baik, maka masyarakat akan sejahtera. Sekolah-sekolah kelautan dan perikanan pun harus menjadi pilar masa depan ekonomi kita,” tambahnya.
Program budidaya rumput laut ini sekaligus menjadi strategi pro poor dan pro job: memberdayakan yang kurang mampu dan membuka lapangan pekerjaan baru. Di tengah tantangan ekonomi, laut kembali menjadi sumber kehidupan.














Tinggalkan Balasan