TERNATE, SerambiTimur- Di tengah cuaca terik Minggu pagi, ratusan warga memadati Taman Nukila, Kota Ternate. Antrean panjang tampak mengular menuju tenda bertuliskan Gerakan Pangan Murah. Di antara keramaian itu, seorang ibu rumah tangga tampak tersenyum lebar sambil menggenggam dua karung beras dan sekantong telur — bukti kecil dari kebijakan yang menyentuh rakyat bawah.
Inilah wajah nyata Gerakan Pangan Murah (GPM), program hasil kolaborasi antara DPD RI, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Pemerintah Kota Ternate. Program ini digagas oleh anggota DPD RI, Dr. R. Graal Taliawo, dalam rangka memperingati HUT ke-21 DPD RI.
“Kegiatan ini bukan hanya seremoni, tapi bentuk nyata kepedulian negara terhadap masyarakat. Kami ingin memastikan pangan terjangkau dan inflasi tetap terkendali,” ujar Graal saat membuka kegiatan.
Sebanyak 1.145 kupon pangan murah dibagikan kepada masyarakat. Barang kebutuhan pokok seperti beras, cabai, gula, bawang merah, tomat, minyak goreng, hingga telur disediakan dengan harga jauh di bawah pasar. Tak butuh waktu lama, lima ton beras dan 300 rak telur pun ludes terjual.
Wakil Wali Kota Ternate, Nasri Abubakar, yang turut hadir, menilai langkah ini sebagai bentuk kepedulian konkret.
“Gerakan pangan murah sangat membantu masyarakat, terutama di tengah tekanan ekonomi yang belum stabil. Pemerintah kota sangat mendukung inisiatif seperti ini,” ujarnya.
Tak hanya soal pangan, kegiatan ini juga menghadirkan layanan publik gratis — mulai dari administrasi kependudukan, pemeriksaan kesehatan, hingga konsultasi perizinan usaha bagi pelaku UMKM.
Menurut Ketua Pokja Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Yudhi Harsatriadi Sandyatma, upaya ini menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menjaga daya beli rakyat.
“Inflasi pangan di Kota Ternate hanya 0,06 persen, lebih rendah dari nasional. Ini bukti bahwa kolaborasi seperti ini efektif,” jelasnya.
Bagi warga Ternate, Gerakan Pangan Murah bukan sekadar program, melainkan sentuhan nyata negara di tengah rakyat. Dari Taman Nukila yang ramai hari itu, semangat gotong royong dan kehadiran pemerintah terasa hidup — bukan lewat janji, tapi melalui beras, telur, dan senyum di wajah masyarakat kecil.
Tinggalkan Balasan