Menu

Mode Gelap

Daerah · 21 Okt 2025 15:20 WIB ·

Golkar Bongkar “Aroma Fiktif” di APBD 2026: Keterlambatan, Anggaran Siluman, dan Krisis Kepercayaan


 Golkar Bongkar “Aroma Fiktif” di APBD 2026: Keterlambatan, Anggaran Siluman, dan Krisis Kepercayaan Perbesar

SOFIFI, SerambiTimur– Suasana rapat paripurna DPRD Provinsi Maluku Utara mendadak tegang. Dari kursi Fraksi Partai Golkar, Cornelia Macpal berdiri tegas, suaranya menggema di ruang sidang. “APBD itu cetak biru keuangan daerah, jangan dipermainkan!” serunya. Kalimat itu langsung menarik perhatian seluruh peserta rapat.

Kemarahan Cornelia bukan tanpa alasan. Dalam pandangan Fraksi Golkar, Rancangan APBD 2026 kembali disusun dengan lamban dan minim transparansi. Padahal, keterlambatan ini bukan kali pertama terjadi — melainkan penyakit tahunan yang tak kunjung diobati oleh pemerintah provinsi.

“Ini bukan sekadar soal waktu. Kami melihat ada masalah substansi di balik penyusunan APBD ini,” ujar Cornelia kepada wartawan usai rapat.

Ia mencurigai ada program-program yang tidak jelas asal dan peruntukannya, bahkan berpotensi masuk kategori anggaran fiktif. “Jangan-jangan ada ‘udang di balik batu’. Anggaran siluman bisa saja disembunyikan lewat permainan dokumen,” tambahnya.

Kritik Golkar ini muncul di tengah penurunan kepercayaan publik terhadap kinerja keuangan daerah. Beberapa kalangan akademisi sebelumnya juga menilai bahwa APBD Malut kerap tersendat di perencanaan, dan kerap disusun tanpa melibatkan analisis kebutuhan lapangan yang memadai.

Dalam catatan redaksi, penetapan APBD yang terlambat bisa berimbas pada terhambatnya program pembangunan, tertundanya pencairan gaji ASN kontrak, hingga lambannya realisasi proyek publik.

Cornelia menegaskan, Golkar tidak akan diam. Fraksi berlambang pohon beringin ini akan mengawal penuh proses pembahasan RAPBD 2026 hingga tuntas.

“Kalau pemerintah daerah tidak berbenah, rakyat yang akan menanggung akibatnya. Kami tidak akan biarkan APBD menjadi alat permainan segelintir elit birokrasi,” tegasnya.

Bagi Cornelia dan Fraksi Golkar, transparansi bukan pilihan, tapi kewajiban. Sebab, di balik setiap lembar anggaran, ada harapan rakyat yang harus dipertanggungjawabkan.

Artikel ini telah dibaca 127 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kakanwil Ditjenpas Malut Kunjungi Bapas Tidore, Tekankan Pentingnya Sinergi dan Penyesuaian Tusi dengan KUHP Baru

21 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Fraksi NasDem DPRD Malut Nilai RAPBD 2026 “Cacat Prosedur”, Minta Dikembalikan ke Pemprov

21 Oktober 2025 - 16:07 WIB

APBD Malut Terjun Bebas, Gubernur Hilang dari Paripurna — Gerindra: “Pemimpin Harusnya Hadir, Bukan Kabur!”

21 Oktober 2025 - 15:36 WIB

Gerindra Soroti RAPBD Malut 2026: Belanja Pegawai Naik, Anggaran Publik Dipangkas!

21 Oktober 2025 - 14:43 WIB

Pemprov Malut Dorong Anggaran Responsif Gender, 58 OPD Dilatih di Sofifi

21 Oktober 2025 - 13:50 WIB

“Kami Dipukul di Rutan!” – Jeritan Tahanan Maba Sangaji dan Luka di Balik Jeruji Soasio“

20 Oktober 2025 - 22:33 WIB

Trending di Daerah