JAKARTA, SerambiTimur – Sorot lampu ring, dentuman gong, dan teriakan penonton menjadi saksi bagaimana Maluku Utara menorehkan sejarah di POPNAS 2025. Di tengah atmosfir yang menegangkan, tiga petinju muda dari bumi Moloku Kie Raha tampil gagah, membawa pulang dua emas dan satu perunggu.
Dua nama mencuri perhatian publik tinju pelajar nasional — Nazriel Senen (46 kg) dan Mubin Moni (48 kg). Dari ronde pertama hingga akhir, keduanya tampil penuh percaya diri. Gerak kaki lincah, pukulan tajam, dan konsentrasi penuh membuat lawan-lawannya tak berkutik. Setiap ayunan tangan mereka membawa semangat seluruh Maluku Utara yang menonton dari kejauhan.
Nazriel tampil eksplosif sejak awal. Pukulan kanannya yang cepat dan akurat memastikan kemenangan telak di final. Mubin pun tak kalah garang — tampil disiplin dengan pertahanan rapat dan serangan terukur hingga juri tak ragu menganugerahkan medali emas.
Sementara M. Mario Watarsa (51 kg) mempersembahkan perunggu setelah melalui duel sengit di semifinal. Meski gagal melangkah ke final, perjuangan Mario menjadi simbol keteguhan mental dan sportivitas sejati.
“Ini bukan sekadar medali, tetapi bukti bahwa Maluku Utara mampu bersaing dan berprestasi di panggung nasional,” kata Saifuddin Djuba, Kepala Dispora sekaligus Ketua Kontingen, dengan mata berbinar.
Saifuddin menilai pencapaian tersebut tak lepas dari kerja keras pelatih dan semangat atlet muda yang terus dibina dengan disiplin tinggi. Menurutnya, tinju telah menjadi cabang andalan yang mencerminkan karakter masyarakat Maluku Utara — tangguh, pantang menyerah, dan berani bertarung dengan jujur.
“Kami akan terus membina dan memotivasi mereka. Ini momentum kebangkitan olahraga Maluku Utara. Dari ring inilah semangat juang itu kembali hidup,” ujarnya penuh semangat.
Prestasi dua emas dan satu perunggu di POPNAS 2025 bukan hanya kemenangan di atas ring — tapi juga simbol dari perjuangan panjang, dedikasi pelatih, dan harapan besar akan masa depan olahraga Maluku Utara yang semakin bercahaya.














Tinggalkan Balasan