WASILE UTARA, SerambiTimur —Langit Wasile Utara tampak cerah saat mobil rombongan Bupati Halmahera Timur, Ubaid Yakub, berhenti di jalan tanah yang membelah Desa Labi-Labi. Di hadapannya terbentang hamparan perbukitan dan rumah-rumah warga yang berjauhan. Di balik pemandangan itu, tersimpan satu misi penting — memastikan anak-anak di daerah terpencil tak lagi bersekolah dalam keadaan lapar.
“Kami datang untuk memastikan dapur layanan makan bergizi gratis bisa berjalan efektif di wilayah ini,” ujar Ubaid dengan nada tegas namun penuh kepedulian.
Bersama Asisten I Nasrun Konoras, Kepala Dinas PUPR Rivolino Merbas, dan Kepala Satpol PP Abadi Dauda, Ubaid menyusuri jalur antar kampung yang memakan waktu lebih dari setengah jam. Ia mencatat sendiri jarak dan waktu tempuh setiap titik yang berpotensi menjadi lokasi dapur layanan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Standar BGN menetapkan jarak antar dapur maksimal enam kilometer dan waktu pengantaran tidak lebih dari tiga puluh menit. Maka, semua ini harus diukur langsung agar program benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.
Rencananya, dapur utama MBG akan dibangun di Desa Labi-Labi. Namun, kondisi geografis Wasile Utara yang luas dan beragam membuat Bupati mempertimbangkan untuk menambah titik dapur di wilayah Bololo dan Marimoi.
“Kalau kita ingin anak-anak menerima makanan bergizi dengan baik, maka akses dan jarak harus jadi pertimbangan utama,” katanya.
Bagi Ubaid, program MBG bukan sekadar kegiatan pembangunan dapur, tetapi bentuk nyata dari politik kemanusiaan — memastikan tak ada anak di Halmahera Timur yang tertinggal dalam hal gizi hanya karena letak geografis.
“Pemerintah hadir sampai ke pelosok. Kita pastikan setiap piring makan anak-anak di Wasile Utara terisi dengan makanan bergizi,” tutupnya dengan senyum optimis.
Tinggalkan Balasan